Jumat, 06 September 2013

silabus2

Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen, namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida diMesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota VenesiaItalia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi moderen saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal; pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan yang dikembangkan oleh Henry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya. Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan era moderen.
Pemikiran awal manajemen
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut "pabrik." Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Era manajemen ilmiah
Era ini ditandai dengan berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur—seperti Henry TowneFrederick Winslow TaylorFrederick A. Halsey, dan Harrington Emerson Manajemen ilmiah dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya, Principles of Scientific Management, pada tahun 1911. Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah sebagai "penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen moderen.
Perkembangan manajemen ilmiah juga didorong oleh munculnya pemikiran baru dari Henry Gantt dan keluarga Gilberth. Henry Gantt. yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Compan, menggagas ide bahwa seharusnya seorang mandor mampu memberi pendidikan kepada karyawannya untuk bersifat rajin (industrious ) dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan. Sementara itu, pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth berhasil menciptakan micromotion, sebuah alat yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Alat ini digunakan untuk menciptakan sistem produksi yang lebih efesien.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik. Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henri Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagaibirokrasi—bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan "manajemen sains", mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946Peter F. Drucker—sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.
Era manusia sosial
Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral school) dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen sains. Mahzab perilaku tidak mendapatkan pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthrone.
Eksperimen Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik Hawthrone milik Western Electric Company Works di Cicero, Illenois.. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.
Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun 1924. Follet mengajukan suatu filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of the Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka untuk merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi dan organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi "efektif-efisien". Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh mana motif-motif individu dapat terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai sistem terpadu yang menjadikan kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi sebagai elemen universal, sementara itu pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori "penerimaan otoritas" yang didasarkan pada gagasan bahwa atasan hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritasnya.
Era moderen
Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality management—TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang. Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan, (1) biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material; (2) produktivitas meningkat; (3) pangsa pasar meningkat karena peningkatan kualitas dan penurunan harga; (4) profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis; (5) jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.
Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi dan diimplementasikan.
TOKOH-TOKOH MANAJEMEN
Tokoh-tokoh Manajemen Aliran Manajemen Klasik
Munculnya revolusi yang terjadi di Inggris pada abad ke 18 memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kalangan usahawan, industry, maupun masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan manajemen dari berbagai kalangan tersebut maka hadirlah pemikir-pemikir ulung yang mencetuskan ilmu manajemen.
  •         Robert Owen (1771-1858) Menurut Owen, investasi terpenting bagi seorang manajer adalah sumber daya manusia. Itu sebabnya Owen menentang anggapan bahwa para pekerja adalah instrument yang tidak berdaya seperti yang terjadi pada awal-awal tahun Revolusi Industri di Inggris.

Beberapa usahanya untuk meningkatkan kondisi kerja antara lain menaikkan usia umum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan serta menciptakan lingkungan hidup dan tempat kerja yang menyenangkan bagi pekerja.selain itu tokoh manajemen dengan sebutan Bapak Personal Manajemen Modern ini merancang prosedur untuk meningkatkan produktivitas, misalnya prosedur penilaian kerja dan persaingan secara terbuka.

  • .   Charles Babbage(1792-1871) Pada 1832 Babbage menulis sebuah buku yang berjudul On The Economy Of Machinery and Manufactures. Penyusun kalkulator mekanis ini merupakan orang yang pertama kali mengusulkan system pembagian kerja berdasarkan bidang khusus pekerjaan yang selaras dengan keterampilan tertentu.

Menurutnya, dalam manajemen perusahaan sebaiknya terdapat system pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik perusahaan. Sehingga yang mendapatkan keuntungan perusahaan bukan hanya pemilik perusahaan tetapi para pekerja juga berhak memperolehnya. Hal ini di karenakan para pekerja juga turut andil dalam peningkatan produktivitas.
  • .       Frederick Winslow Taylor(1856-1915) Sebagai tokoh manajemen yang terkenal dengan manajemen ilmiah dalam meningkatkan efisiensi kerja dan gerakan efisiensi kerjanya , Taylor memiliki 4 prinsip yaitu:

1.       Pengembangan
Manajemen secara benar dan ilmiah
2.       Pekerja di seleksi secara ilmiah dengan menempatkan pekerja yang cocok untuk pekerjaan tertentu.
3.       Adanya pendidikan dan pengembangan ilmiah dari para pekerja
4.       Kerja sama yang baik antara manajer dengan pekerja.
buku-buku Taylor yang terkenal di antaranya Shop management(1930), Principles Of Scientific Management(1911), dan Testimony Before Special House Committee(1912). Selanjutnya tahun 1947 ketiga buku tersebut di gabungkan dalam satu buku dengan judul Scientific Management.

  • .     Henry L Gantt(1861-1919) Pemikiran Henry L Gantt yang terkenal adalah system bonus harian dan bonus ekstra untuk para mandor.metode yang ia gunakan yang kemudian terkenal dengan metode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana yang memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik.

Metode ini menekankan pentingnya waktu juga biaya dalam merencanakan dan mengendalikan pekerjaan yang selanjutnya melahirkan system “Charting” atau yang lebih di kenal dengan “Gantt Chart”. Teknik ini merupakan pelopor teknik-teknik modern seperti PERT(Program Evaluation and Review Technique).
  •       Henry Fayol(1841-1925) Pengarang buku General and Industrial Management ini selain memperhatikan manajemen bagi suatu organisasi, juga memperhatikan perihal produktivitas pabrik dan pekerja. Fayol berkeyakinan bahwa keberhasilan para manajer bukan hanya di tentukan oleh kualitas pribadinya, melainkan adanya peranan metode manajemen yang tepat.Fayol membagi  kegiatan dan operasi ke dalam 6 macam yaitu:

· -Teknis atau produksi ,maksudnya berusaha memproduksi barang-barang produksi.
   -Dagang yang di lakukan dengan mengadakan  pembelian bahan mentah dan penjualan hasil  produksi.
· -Keuangan, berusaha mendapatkan dan menggunakan modal.
· - Keamanan berupa melindungi pekerja dan barang-barang investasi perusahaan.
·  -Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan berbagai data statistic seperti biaya, keuntungan, hutang dan sebagainya.
·-Manajerial yang berfungsi untuk perencanaan ,pengorganisasian,memerintah, pengkoordinasian, dan pengendalian.
  •        Mary Parker Folett(1868-1933) Mary beranggapan bahwa hubungan yang harmonis antara manajer dan karyawan dapat tercipta manakala memiliki kesamaan tujuan. Namun Mary menolak anggapan adanya sekat pembatas antara atasan dan bawahan. Menurut Mary kedudukan pemimpin di dalam suatu organisasi bukan hanya karena kekuasaan semata melainkan lebih di utamakan pada pengetahuan dan keahlian dalam memimpin.
  • .      Oliver Sheldon(1894-1951)

Pada 1923, ia menulis tentang filsafat manajemen yang menekankan tentang pentingnya tanggung jawab social dalam dunia usaha. Manajemen harus memperlakukan pekerja secara adil dan jujur. Ada 3 prinsip Oliver yaitu:
  1.           Kebijakan, keadaan dan metode industry seharusnya sejalan dengan kesejahteraan masyarakat
  2.      . Manajemen seharusnya mampu menafsirkan sanksi moral tertinggi masyarakat sebagai keseluruhan yang memiliki maksud praktis terhadap keadilan dan nilai social yang di terima tanpa dugaan jelek oleh masyarakat.
  3.       Manajemen dan system yang di bentuk bisa menginspirasi dan memulai membangun standar etika yang umum yang sesuai dengan konsep keadilan social.


  • .       ChesterL. Barnard(1806-1961)

Barnard pernah menulis sebuah buku yang berjudul The Functions of Executive pada tahun 1983. Buku ini menyinggung mengenai manajer berdasarkan suatu pendekatan system social untuk memahami dan menganalisis fungsi-fungsi eksekutif. Tokoh yang menyukai bacaan-bacaan sosiologi dan filsafat ini berasumsi bahwa kelanggengan suatu perusahaan dapat di capai dengan menyeimbangkan antara pencapaian tujuan dan kebutuhan individu.
Tokoh-tokoh Manajemen Aliran Hubungan Manusiawi
Aliran hubungan manusiawi menganggap aliran klasik kurang lengkap karena masih kurang mampu mewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dengan terciptanya keharmonisan di tempat kerja. Oleh karena itu, di butuhkan ilmu sosiologi dan psikologi dalam membantu manajer menghadapi manusia. Berikut tokoh-tokoh manajemen aliran prilaku:
  • .       Hugo Munsterberg(1863-1916)

Di dalam bukunya yang berjudul Psychology and Industrial  Efficiency, Bapak Psikologi Industri ini menuturkan 3 resep untuk meningkatkan produktivitas yaitu :
·         The right man in the right place, yaitu menaruh pekerja yang tepat pada tempat yang tepat supaya dapat berkontribusi maksimal.
·         Menciptakan tata kerja terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.
·         Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yangtepat dalam mendorong pekerja.
  • .       Elton Mayo(1880-1949)

Menurut Mayo di butuhkan adanya peran factor-faktor social dan psikologis dalam member motivasi kerja kepada karyawan. Hasil percobaannya menyimpulkan bahwa produktivitas karyawan bukan satu-satunya di tentukan oleh banyaknya uang atau gaji, melainkan sikap karyawan terhadap manajer yang memprioritaskan kesejahteraan karyawan yang di kenal dengan sebutan “Hawthorne effect”.
Selain itu konsep “social man” yaitu kebutuhan karyawan untuk mendapatkan motivasi dan respon positif dari lingkungan sosialnya memiliki pengaruh besar terhadap produktivitas.
Tokoh-tokoh Manajemen Aliran Manajemen Modern
Masa ini berlangsung di abad ke 20 yang di tandai dengan munculnya konsep Manajemen Kualitas total( Total Quality Management- TQM) yang di perkenalkan oleh beberapa tokoh manajemen berikut ini :
  • .       W. Edwards Deming (1900-1993)

Bapak control kualitas ini berpendapat bahwa problema dalam kualitas bukan sepenuhnya bersumber dari kesalahan pekerja, namun kesalahan pada system. Demin mengatakan betapa pentingnya meningkatkan kualitas dengan merumuskan lima langkah reaksi berantai. Belaiau berasumsi bahwa kualitas dapat di tingkatkan dengan cara:
4.    Mengurangi kesalahan produksi supaya biaya perbaikan menurun,penundaan dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material.
5.       Meningkatkan produksi
6.       Meningkatkan pangsa pasar dengan cara meningkatkan kualitas dan harga
7.       Meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba sehingga dapat bertahan dalam bisnis
8.       Meningkatkan jumlah pekerjaan.
  • .      Joseph Juran (lahir 1904)

Menurut Juran yang merujuk pada prinsip peto, beliau mengembangkan trilogy manajemen yang memasukkan perencanaan,control, dan peningkatan kualitas. Pada suatu area yang sedang mengalami control kualitas yang tidak begitu baik, sebagai solusinya Juran mengambil langkah untuk menganalisis, membuat solusi kemudian mengimplementasikannya.

Fungsi Manajemen Menurut Para Ahli :
1. Dalton E.M.C. Farland (1990) dalam “Management Principles and Management” :
  • Planning
  • Organizing
  • Controlling
2. George R. Ferry (1990) dalam “Principles of Management” :
  • Planning
  • Organizing
  • Controlling
  • Activating
3. H. Koontz dan O’Donnel (1991) dalam “The Principles of Management” :
  • Planning
  • Organizing
  • Staffing
  • Controlling
  • Directing
4. Luther Gullick :
  • Planning
  • Organizing
  • Staffing
  • Directing
  • Coordinating
  • Reporting
  • Controlling
5. Nickels & McHugh :
  • Planning
  • Organizing
  • Directing
  • Controling
6. Richar W Griffin :
  • Planning
  • Organizing
  • Leading
  • Controling
7. Ernest Dale :
  • Planning
  • Organizing
  • Staffing
  • Directing
  • Innovating
  • Representing
  • Controling
8. Henry Fayol :
  • Planning
  • Organizing
  • Commanding
  • Coordinating
  • Controlling
9. Lyndall Urwick & Luther Gulick :
  • Planning
  • Organizing
  • Staffing
  • Directing
  • Coordinating
  • Reporting
  • Budgeting
10. John Robert B, Ph.D :
  • Planning
  • Organizing
  • Commanding
  • Controlling
11. William H. Newman :
  • Planning
  • Organizing
  • Assem-bling
  • Resources
  • Directing
  • Controlling
12. Dr. S.P. Siagian, M.P.A :
  • Planning
  • Organizing
  • Motivating
  • Controlling
13. William Spriegel :
  • Planning
  • Organizing
  • Controlling
14. Dr. Winardi, S.E :
  • Planning
  • Organizing
  • Coordinating
  • Actuating
  • Leading
  • Communication
  • Controlling
15. The Liang Gie :
  • Planning
  • Decision Making
  • Directing
  • Coordinating
  • Controlling
  • Improving
16. James A.F.Stoner :
  • Planning
  • Organizing
  • Leading
  • Controlling
17. Louis A.Kallen :
  • Planning
  • Organizing
  • Actuting
  • Leading
18. Oeng Liang Lee

Tidak ada komentar:

Posting Komentar