A.
Pengertian Evaluasi
Evaluasi (bahasa
Inggris:Evaluation)
adalah proses penilaian. Dalam
perusahaan, evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan
efektifitas strategi yang
digunakan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Data yang
diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisis
situasi program berikutnya.
B. Pengertian
Evaluasi menurut Para Ahli
1.
Norman E. Gronlund (1976)
merumuskan pengertian evaluasi sebagai berikut: "Evaluation . . . a systematic proocess of
determining the extent to which instructional objectives are achie ved by
pupils (Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau
membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai
oleh siswa.)
2.
Wrightstone
dan kawan-kawan (1956 : 16) mengemukakan rumusan
evaluasi pendidikan sebagai berikut: "Educational
evaluation is the estimation of the growth and progress of pupils toward
objectives or values in the curriculum. " evaluasi pendidikan ialah
penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kerah tujuan-tujuan atau
nilai-nilai yang telah ditetapkan di dalam kurikulum.)
3.
Griffin
& Nix (1991) adalah
judgement terhadap nilai atau implikasi dari hasil pengukuran.
4.
Menurut
Tyler (1950) evaluasi
adalah proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai.
C. Proses Evaluasi
Dalam mengadakan sebuah proses evaluasi, terdapat beberapa hal
yang akan dibahas yaitu apa yang menjadi bahan evaluasi, bagaimana proses evaluasi, kapan evaluasi diadakan, mengapaperlu
diadakan evaluasi, dimana proses evaluasi diadakan, dan pihak yang mengadakan evaluasi.. Hal yang
perlu dilakukan evaluasi tersebut adalah narasumber yang ada, efektifitas
penyebaran pesan,
pemilihan media yang tepat dan pengambilan keputusan
anggaran dalam mengadakan sejumlah promosi dan periklanan. Evaluasi tersebut
perlu diadakan dengan tujuan untuk menghindari kesalahan perhitungan
pembiayaan, memilih strategi terbaik dari berbagai alternatif strategis yang ada, meningkatkan efisiensi iklan secara general, dan melihat
apakah tujuan sudah tercapai. Di sisi lain, perusahaan kadang-kadang enggan
untuk mengadakan evaluasi karena biayanya yang mahal, terdapat masalah dengan
penelitian, ketidaksetujuan akan apa yang hendak dievaluasi, merasa telah
mencapai tujuan, dan banyak membuang waktu.
Secara garis besar, proses evaluasi terbagi menjadi di awal (pretest) dan
diakhir (posttest). Pretest merupakan sebuah evaluasi yang
diadakan untuk menguji konsep dan eksekusi yang direncanakan. Sedangkan, posttest merupakan evaluasi yang diadakan untuk
melihat tercapainya tujuan dan dijadikan sebagai masukan untuk analisis
situasi berikutnya.
Evaluasi dapat dilakukan di dalam atau diluar ruangan. Evaluasi yang diadakan di dalam
ruangan pada umumnya menggunakan metode penelitian
laboratorium dan sampel akan dijadikan sebagai kelompok
percobaan. Kelemahannya, realisme dari metode ini kurang dapat
diterapkan. Sementara, evaluasi yang diadakan di luar ruangan akan menggunakan metode penelitian
lapangan dimana
kelompok percobaan tetap dibiarkan menikmati kebebasan dari lingkungan sekitar. Realisme dari
metode ini lebih dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai evaluasi
tersebut dengan baik, diperlukan sejumlah tahapan yang harus dilalui yakni
menentukan permasalahan secara jelas, mengembangkan pendekatan permasalahan, memformulasikan desain penelitian, melakukan penelitian
lapangan untuk mengumpulkan data,
menganalisis data yang diperoleh, dan kemampuan
menyampaikan hasil penelitian.
D. Tujuan dan
Fungsi Evaluasi
Secara umum tujuan
evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Indikator efektivitas dapat dilihat dari perubahan
tingkah laku yang terjadi pada peserta didik. Perubahan tingkah laku itu dibandingkan
dengan perubahan tingkah laku yang diharapkan sesuai dengan kompetensi, tujuan
dan isi program pembelajaran. Adapun secara khusus tujuan evaluasi adalah:
1.
Mengetahui tingkat penguasaan peserta
didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan.
2.
Mengetahui kesulitan-kesulitan yang
dialami peserta didik dalm proses belajar, sehingga dapat dilakukan diagnosis
dan kemungkinan memberikan remedial teaching.
3.
Mengetahui efisiensi dan efektivitas
strategi pembelajaran yang digunakan guru, baik yang menyangkut metode, media
maupun sumber-sumber belajar.
Adapun fungsi evaluasi
adalah:
1.
Secara psikologis, peserta didik perlu
mengetahui prestasi belajarnya, sehingga ia merasakan kepuasan dan ketenangan.
2.
Secara sosiologis, untuk mengetahui
apakah peserta didik sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat.
3.
Menurut didaktis-metodis, evaluasi
berfungsi untuk membantu guru atau instruktur dalam menempatkan peserta didik
dalam kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya masing-masing.
4.
Untuk mengetahui kedudukan peserta didik
diantara teman-temannya, apakah ia termasuk anak yang pandai, sedang atau
kurang.
5.
Untuk mengetahui taraf kesiapan peserta
didik dalam menempuh program pendidikannya.
E. Prinsip-pinsip Pelaksanaan Evaluasi
Untuk memperoleh hasil
evaluasi yang lebih baik, maka pelaksaan evaluasi hendaknya memperhatikan
prinsip-prinsip : kontinuitas, komprehensif, objektivitas, kooperatif, dan
praktis. Dengan demikian, evaluasi pembelajaran hendaknya (a) di rancang
sedemikian rupa sehingga jelas abilitas yang harus dievaluasi, alat evaluasi
dan interpretasi hasil evaluasi (b) menjadi bagian integral dari proses
pembelajaran (c) agar hasilnya objektif, evaluasi harus menggunakan berbagai
alat (instrument) dan sifatnya komprehensif (d) diikuti dengan tindak lanjut. Disamping
itu, evaluasi juga harus memperhatikan prinsip keterpaduan, prinsip
berorientasi kepada kecakapan hidup, prinsip belajar aktif, prinsip
kontinuitas, prinsip koherensi, prinsip keseluruhan, prinsip paedagogis,
prinsip diskriminalitas dan prinsip akuntabilitas.
Daftar Pustaka
file.upi.edu/...Evaluasi.../Evaluasi_Pembelajaran__Makalah_.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar