A. Pengertian Supervisi
Supervisi diadopsi dari bahasa
Inggris "supervision" yang berarti pengawasan atau
kepengawasan. Secara morfologissupervisi berasal dari kata super
yang berarti atas, lebih dan visi, berarti penglihatan, atau pandangan. Seorang
supervisor memiliki kelebihan dalam banyak hal, seperti penglihatan, pandangan,
pendidikan, pengalaman, kedudukan dan sebagainya.
Definisi supervisi telah dirumuskan
oleh para ahli, antara lain:
Boardman et.al. dalam bukunya Democratic
Supervision inSecondary School sebagaimana dikutip oleh Soekarto
Indrafachrudi mengartikan supervisi sebagai berikut:
“Supervision of instruction is the effort to stimulate,
coordinate, and guide the continued/ growth of the teachers in a school, both
individually and collectively, in better understanding and more effective
performance at all the functions of instruction so they may be better able to
stimulate and guide the continued growth of every pupil toward the richest and
most intelligent participation in modern democratic society”.
Supervisi adalah suatu usaha
menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan
guru-guru sekolah, baik secara individual maupun secara kelompok, agar lebih
mengerti, dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran,
sehingga dengan demikian mereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam
masyarakat demokrasi modern.
Mc.
Nerney dalam
bukunya Educational Supervision yang dikutip oleh Subari,
mengemukakan bahwa;
"Supervision
is the procedures of giving direction to and providing critical
evaluations of the instructional process."
Supervisi adalah prosedur memberi
arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.
Kimball Wiles secara singkat dalam bukunya Supervision For Better Schools yang
dikutip oleh Soewadji Lazaruth memberi definisi sebagai berikut:
"Supervision is assistance in
the development of a better teaching-learning situation."
Supervisi adalah bantuan untuk
mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik.
P. Adams dan F. G. Dickey dalam bukunya Basic
Principles of Supervision sebagaimana dikutip oleh Ahmad
Rohani dan Abu Ahmadi secara sederhana merumuskan:
“Supervision
is planned program for the improvement of instruction."
Supervisi adalah suatu program yang
berencana untuk memperbaiki pengajaran.
Made Pidarta memberikan definisi supervisi
adalah kegiatan membina atau membimbing guru agar bekerja dengan betul dalam
mendidik dan mengajar siswanya.
Hadari Nawawi mengartikan supervisi pendidikan
sebagai pelayanan yang disediakan oleh pemimpin untuk membantu guru-guru (orang
yang dipimpin) agar menjadi guru-guru atau personal yang semakin
cakap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan
khususnya agar mampu meningkatkan efektivitas proses mengajar-belajar di
sekolah.
Ngalim Purwanto mengemukakan supervisi ialah
suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan
pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Suryo Subroto menjelaskan supervisi adalah
pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat
meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajarmengajar yang lebih
baik.
Departemen Agama RI menjelaskan bahwa dalam
supervisi pendidikan agama berintikan program pengajaran agama dengan ditunjang
oleh unsur-unsur lain, seperti guru agama, sarana dan prasarana, kurikulum,
sistem pengajaran dan penilaian.
B. Tujuan dan sasaran Supervisi
a. Tujuan Supervisi
Tujuan utama supervisi adalah
memperbaiki pengajaran (Neagly & Evans, 1980; Oliva, 1984; Hoy &
Forsyth, 1986; Wiles dan Bondi, 1986; Glickman, 1990). Tujuan umum Supervisi
adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan
staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam
melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar
.
Secara operasional dapat dikemukakan
beberapa tujuan konkrit dari supervisi
pendidikan yaitu :
1. Meningkatkan mutu kinerja guru
a) Membantu guru dalam memahami tujuan
pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuan tersebut
b) Membantu guru dalam melihat secara
lebih jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan siswanya.
c) Membentuk moral kelompok yang kuat
dan mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab
dan bersahabat serta saling menghargai satu dengan lainnya.
d) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang
pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.
e) Meningkatkan kualitas pengajaran
guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan alat pengajaran.
f) Menyediakan sebuah sistim yang
berupa penggunaan teknologi yang dapat membantu guru dalam pengajaran.
g) Sebagai salah satu dasar pengambilan
keputusan bagi kepala sekolah untuk reposisi guru.
2. Meningkatkan keefektifan kurikulum
sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik
3. Meningkatkan keefektifan dan
keefesiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan
dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa
4. Meningkatkan kualitas pengelolaan
sekolah khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal yang
selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana
yang diharapkan.
5. Meningkatkan kualitas situasi umum
sekolah sehingga tercipta situasi yang tenang dan tentram serta kondusif yang
akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang
menunjukkan keberhasilan lulusan.
b. Sasaran
Supervisi
Adapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut adalah peningkatan kemampuanprofesional guru (Depdiknas, 1986; 1994 & 1995).
Sasaran Supervisi Ditinjau dari
objek yang disupervisi, ada 3 macam bentuk supervisi :
1. Supervisi Akademik, Menitikberatkan
pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung
berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada
waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu
2. Supervisi Administrasi,
Menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang
berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.
3. Supervisi Lembaga, Menyebarkan objek
pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di sekolah. Supervisi ini
dimaksudskan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara
keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Perpustakaan dan
lain-lain.
C.
Prinsip-prinsip
Supervisi
Secara sederhana prinsip-prinsip
Supervisi adalah sebagai berikut :
a) Supervisi hendaknya memberikan rasa
aman kepada pihak yang disupervisi.
b) Supervisi hendaknya bersifat
Kontrukstif dan Kreatif
c) Supervisi hendaknya realistis
didasarkan pada keadaan dan kenyataan sebenarnya.
d) Kegiatan supervisi hendaknya
terlaksana dengan sederhana.
e) Dalam pelaksanaan supervisi hendaknya
terjalin hubungan profesional, bukan didasarkan atas hubungan pribadi.
f) Supervisi hendaknya didasarkan pada
kemampuan, kesanggupan, kondisi dan sikap pihak yang disupervisi.
g) Supervisi harus menolong guru agar
senantiasa tumbuh sendiri tidak tergantung pada kepala sekolah
Pendapat lain mengenai
Prinsip-prinsip Supervisi adalah :
1. Supervisi bersifat memberikan
bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf sekolah lain untuk
mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan dan bukan mencari-cari kesalahan.
2. Pemberian bantuan dan bimbingan
dilakukan secara langsung, artinya bahwa pihak yang mendapat bantuan dan
bimbingan tersebut tanpa dipaksa atau dibukakan hatinya dapat merasa sendiri
serta sepadan dengan kemampuan untuk dapat mengatasi sendiri.
3. Apabila supervisor merencanakan akan
memberikan saran atau umpan balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar
tidak lupa. Sebaiknya supervisor memberikan kesempatan kepada pihak yang
disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.
4. Kegiatan supervisi sebaiknya
dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan sekali, bukan menurut minat dan
kesempatan yang dimiliki oleh supervisor.
5. Suasana yang terjadi selama
supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya hubungan yang baik antara
supervisor dan yang disupervisi tercipta suasana kemitraan yang akrab. Hal ini
bertujuan agar pihak yang disupervisi tidak akan segan-segan mengemukakan
pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang dimiliki.
6. Untuk menjaga agar apa yang
dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau terlupakan, sebaiknya supervisor
membuat catatan singkat, berisi hal – hal penting yang diperlukan untuk membuat
laporan.
Sedangkan menurut Tahalele
dan Indrafachrudi (1975) prinsip-prinsip supervisi
sebagai berikut :
a) Supervisi harus dilaksanakan secara
demokratis dan kooperatif,
b) Supervisi harus kreatif dan
konstruktif,
c) Supervisi harus ”scientific” dan
efektif,
d) Supervisi harus dapat memberi
perasaan aman pada guru-guru,
e) Supervisi harus berdasarkan
kenyataan,
f) Supervisi harus memberi kesempatan
kepada supervisor dan guru-guru untuk mengadakan “self evaluation”
Karena prinsip-prinsip supervisi di
atas merupakan kaidah-kaidah yang harus dipedomani atau dijadikan landasan di
dalam melakukan supervisi, maka hal itu mendapat perhatian yang sungguh -
sungguh dari para supervisor, baik dalam konteks hubungan supervisor - guru,
maupun di dalam proses pelaksanaan supervisi.
D.
Fungsi
Supervisi
1. Fungsi Meningkatkan Mutu Pembelajaran Ruang
lingkupnya sempit, hanya tertuju pada aspek akademik, khususnya yang terjadi di
ruang kelas ketika guru sedang memberikan bantuan dan arahan kepada siswa.
2. Fungsi Memicu Unsur yang Terkait
dengan Pembelajaran Lebih
dikenal dengan nama Supervisi Administrasi
3. Fungsi Membina dan Memimpin
E.
Manfaat
Supervisi
Supervisi pada hakekatnya mempunyai
manfaat yang sangat luas, seperti untuk
A. Penelitian (research) → untuk
memperoleh gambaran yang jelas dan objektif tentang suatu situasi
pendidikan
B. Penilaian (evaluation) → lebih
menekankan
pada aspek daripada negative
C. Perbaikan (improvement) → dapat
mengatahui bagaimana situasi pendidikan/pengajaran pada umumnya
dan situasi belajar mengajarnya.
D. Pembinaan → berupa bimbingan
(guidance) kea rah pembinaan diri yang disupervisi
Sedangkan dalam pendidikan
supervisi ini bermanfaat untuk meningkatkan profesionalisme guru
dantenaga pendidik, karena dalam supervisi akan terjadi komunikasi dua arah
antara yang disupervisi (yangdibina) dengan supervisor(pembina), adanya
kritik, saran dan masukan dari supervisor sehinggaprofesionalisme guru dan
tenaga pendidik meningkat dalam usaha perbaikan mutu pendidikan.
F.
Tipe-tipe
Supervisi
1. Tipe Corective
Tipe seperti ini biasanya terjadi
dalam administrasi dan model kepemimpinan yang
otokratis, mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang lain, bertindak
sebagai “Inspektur” yang bertugas mengawasi pekerjaan guru. Supervisi ini
dijalankan terutama untuk mengawasi, meneliti dan mencermati apakah guru dan
petugas di sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas yang
diperintahkan serta ditentukan oleh atasannya.
2. Tipe Laisses Faire
Tipe ini kebalikan dari tipe
sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi bawahan diawasi secara ketat dan
harus menurut perintah atasan, pada supervisi Laisses Faire para pegawai
dibiarkan saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar. Misalnya:
guru boleh mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baik pengembangan materi,
pemilihan metode ataupun
alat pelajaran.
3. Tipe Coersive
Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe
inspeksi. Sifatnya memaksakan kehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai
sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan kondisi atau kemampuan pihak
yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak
diberi kesempatan untuk bertanya mengapa harus demikian. Supervisi ini mungkin
masih bisa diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang bersifat awal. Contoh
supervisi yang dilakukan kepada guru yang baru mulai mengajar. Dalam keadaan
demikian, apabila supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi mungkin
menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti.
4. Tipe Training dan Guidance
Tipe ini diartikan sebagai
memberikan latihan dan bimbingan. Hal yang positif dari supervisi ini yaitu
guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dari kepala
sekolah. Sedangkan dari sisi negatifnya kurang adanya kepercayaan pada guru dan
karyawan bahwa mereka mampu mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih
dan dibimbing oleh atasannya.
5. Tipe Demokratis
Selain kepemimpinan yang
bersifat demokratis, tipe ini juga memerlukan kondisi dan situasi yang khusus.
Tanggung jawab bukan hanya seorang pemimpin saja
yang memegangnya, tetapi didistribusikan atau didelegasikan kepada para anggota
atau warga sekolah sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.
G.
Teknik-Teknik
Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Supervisi
Teknik supervisi Pendidikan adalah
atat yang digunakan oleh supervisor untuk mencapai tujuan supervisi itu
sendiri yang pada akhir dapat melakukan perbaikan pengajaran yang sesuai dengan
situasi dan kondisi. Dalam pelaksanaan supervisi pendidikan,
sebagai supervisor harus mengetahui dan memahami serta melaksanakan teknik –
teknik dalam supervisi. Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh supervisor
dalam membantu guru meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok
maupun secara perorangan ataupun dengan cara langsung bertatap muka dan cara
tak langsung bertatap muka atau melalui media komunikasi (Sagala 2010 : 210).
Adapun teknik – teknik Supervisi adalah sebagai berikut :
Ø Teknik Supervisi yang bersifat
kelompok
Teknik Supervisi yang bersifat
kelompok ialah teknik supervisi yang dilaksanakan dalam pembinaan guru
secara bersama – sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu
kelompok (Sahertian 2008 : 86).
Teknik Supervisi yang bersifat
kelompok antara lain : (Sagala 2010 : 210 - 227)
a. Pertemuan
Orientasi bagi guru baru.
Pertmuan orientasi adalah pertemuan
anatar supervisor dengan supervisee (Terutama guru baru) yang bertujuan
menghantar supervisee memasuki suasana kerja yang baru dikutip menurut pendapat
Sagala (2010 : 210) dan Sahertian (2008 : 86). Pada pertemuan Orientasi
supervisor diharapkan dapat menyampaikan atau menguraikan kepada supervisee hal
– hal sebagai berikut (Sahertian 2008 : 86) :
1. Sistem kerja yang berlaku di sekolah
itu.
2. Proses dan mekanisme administrasi
dan organisasi sekolah.
3. Biasanya diiringi dengan tanya jawab
dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi sekolah.
4. Sering juga pertemuan orientasi ini
juga diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk diskusi kelompok dan lokakarya.
5. Ada juga melalui perkunjungan ke
tempat – tempat tertentu yang berkaitan atau berhubungan dengan sumber belajar.
6. Salah satu ciri yang sangat berkesan
bagi pembinaan segi sosial dalam orientasi ini adalah makan bersama.
7. Aspek lain yang membantu terciptanya
suasana kerja ialah bahwa guru baru tidak merasa asing tetapi guru baru merasa
diterima dalam kelompok guru lain.
b. Rapat guru
Rapat Guru adalah teknik supervisi
kelompok melalui rapat guru yang dilakukan untuk membicarakan proses
pembelajaan, dan upaya atau cara meningkatkan profesi guru. (Pidarta 2009 :
71). Tujuan teknik supervisi rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala
(2010 : 212) dan Pidarta (2009 : 171) adalah sebagai berikut :
1. Menyatukan pandangan – pandangan
guru tentang masalah – masalah dalam mencapai makna dan tujuan pendidikan.
2. Memberikan motivasi kepada
guru untuk menerima dan melaksanakan tugas – tugasnya dengan baik serta dapat
mengembangkan diri dan jabatan mereka secara maksimal.
3. Menyatukan pendapat tentang metode kerja
yang baik guna pencapaian pengajaran yang maksimal.
4. Membicarakan sesuatu melalui rapat
guru yang bertalian dengan proses pembelajaran.
5. Menyampaikan informasi baru seputar
belajar dan pembelajaran,
kesulitan – kesulitan mengajar, dan cara mengatasi kesulitan mengajar secara
bersama dengan semua guru disekolah.
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam suatu rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala
(2010 : 211), antara lain :
1. Tujuan – tujuan yang hendak dicapai
harus jelas dan konkrit.
2. Masalah – masalah yang akan menjadi
bahan rapat harus merupakan masalah yang timbul dari guru – guru yang dianggap
penting dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
3. Masalah pribadi yang menyangkut guru
di lembaga pendidikan tersebut perlu mendapat perhatian.
4. Pengalaman – pengalaman baru yang
diperoleh dalam rapat tersebut harus membawa mereka pada peningkatan pembelajaran terhadap
siswa.
5. Partisipasi guru pada pelaksanaan
rapat hendaknya dipikirkan dengan sebaik – baiknya.
6. Persoalan kondisi setempa, waktu,
dan tempat rapat menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan rapat guru.
c. Studi kelompok
antar guru
Studi kelompok antara guru adalah
suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah guru yang memiliki keahlian
dibidang studi tertentu, seperti MIPA, Bahasa, IPS dan sebagainya, dan
dikontrol oleh supervisor agar kegiatan dimaksud tidak berubah menjadi ngobrol
hal – hal yang tidak ada kaitannya dengan materi. Topik yang akan dibahas dalam
kegiatan ini telah dirumuskan dan disepakati terlebih dahulu. Tujuan
pelaksanaan teknik supervisi ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas penguasaan
materi dan kualitas dalam memberi layanan belajar.
2. Memberi kemudahan bagi guru – guru
untuk mendapatkan bantuan pemechan masalah pada materi pengajaran.
3. Bertukar pikiran dan berbicara
dengan sesama guru pada satu bidang studi atau bidang – bidang studi yang
serumpun.
d. Diskusi
Diskusi adalah pertukaran pikiran
atau pendapat melalui suatu percakapan tentang suatu masalah untuk mencari
alternatif pemecahannya. Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi kelompok
yang digunakan supervisor untuk mengembangkan berbagai ketrampilan pada diri
para guru dalam mengatasi berbagai masalah atau kesulitan dengan cara melakukan
tukar pikiran antara satu dengan yang lain. Melalui teknik ini supervisor
dapat membantu para guru untuk saling mengetahui, memahami, atau mendalami
suatu permasalahan, sehingga secara bersama – sama akan berusaha mencari
alternatif pemecahan masalah tersebut (Sagala 2010 : 213). Tujuan
pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk memecahkan masalah – masalah yang
dihadapi guru dalam pekerjaannya sehari – hari dan upaya meningkatkan profesi
melaluii diskusi.
Hal
– hal yang harus diperhatikan supervisor sebagai pemimpin diskusi
sehingga setiap anggota mau berpartisipasi selama diskusi berlangsung
supervisor harus mampu :
1. Menentukan tema perbincangan yang
lebih spesifik.
2. Melihat bahwa setiap anggota diskusi
senang dengan keadaan dan topik yang dibahas dalam diskusi.
3. Melihat bahwa masalah yang dibahas
dapat dimengerti oleh semua anggota dan dapat memecahkan masalah dalam
pengajaran.
4. Melihat bahwa kelompok merasa
diperlukan dan diikutsertakan untuk mencapai hasil bersama.
5. Mengakui pentingnya peranan setiap
anggota yang dipimpinnya.
e. Workshop
Workshop adalah suatu kegiatan
belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah pendidik yang sedang memecahkan
masalah melalui percakapan dan bekerja secara kelompok. Hal – hal yang perlu
diperhatikan pada waktu pelaksanaan workshop antara lain :
1. Masalah yang dibahas bersifat “Life
cntred” dan muncul dari guru tersebut,
2. Selalu menggunakan secara maksimal
aktivitas mental dan fisik dalam kegiatan sehingga tercapai perubahan profesi
yang lebih tinggi dan lebih baik.
f. Tukar menukar
pengalaman Tukar menukar pengalaman “Sharing of Experince” suatu teknik
perjumpaan dimana guru menyampaikan pengalaman masing-masing dalam mengajar
terhadap topik-topik yang sudah diajarkan, saling memberi dan menerima
tanggapan dan saling belajar satu dengan yang lain. Langkah – langkah
melakukang sharing antara lain :
a. Menentukan tujuan yang akan
dicapai.
b. Menentukan pokok masalah yang
akan dibahas.
c. Memberikan kesempatan pada setiap
peserta untuk menyumbangkan pendapat pendapat mereka
d. Merumuskan kesimpulan.
Ø Teknik Individual dalam Supervisi
Teknik Individual Menurut Sahertian
yang dikutip oleh Sagala (2010 : 216) adalah teknik pelaksanaan supervisi yang
digunakan supervisor kepada pribadi – pribadi guru guna peningkatan kualitas
pengajaran disekolah. Teknik – teknik individual dalam pelaksanaan supervisi
antara lain :
a. Teknik Kunjungan kelas.
Teknik kunjungan kelas adalah suatu
teknik kunjungan yang dilakukan supervisor ke dalam satu kelas pada saat guru
sedang mengajar dengan tujuan untuk membantu guru menghadapi masalah/kesulitan
mengajar selama melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Kunjungan kelas dilakukan dalam upaya supervisor memperoleh data tentang
keadaan sebenarnya mengenai kemampuan dan ketrampilan guru mengajar. Kemudian
dengan yang ada kemudian melakukan perbincangan untuk mencari pemecahan atas
kesulitan – kesulitan yang dihadapi oleh guru. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat
ditingkatkan. Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan 3 cara, yatiu :
a. Kunjungan kelas tanpa diberitahu,
b. Kunjungan kelas dengan
pemberitahuan,
c. Kunjungan kelas atas undangan
guru,
d. Saling mengunjungi kelas.
b. Teknik Observasi Kelas
Teknik observasi kelas dilakukan
pada saat guru mengajar. Supervisor mengobservasi kelas dengan tujuan untuk
memperoleh data tentang segala sesuatu yang terjadi proses belajar mengajar.
Data ini sebagai dasar bagi supervisor melakukan pembinaan terhadap guru yang
diobservasi. Tentang waktu supervisor mengobservasi kelas ada yang diberitahu
dan ada juga tidak diberi tahu sebelumnya, tetapi setelah melalui izin supaya
tidak mengganggu proses belajar mengajar. Selama berada dikelas supervisor
melakukan pengamatan dengan teliti, dan menggunakan instrumen yang ada terhada
lingkungan kelas yang diciptakan oleh guru selama jam pelajaran.
c. Percakapan Pribadi
Percakapan pribadi merupakan
Dialog yang dilakukan oleh guru dan supervisornya, yang membahas tentang
keluhan – keluhan atau kekurangan yang dikeluarkan oleh guru dalam bidang
mengajar, di mana di sini supervisor dapat memberikan jalan keluarnya. Dalam
percakapan ini supervisor berusaha menyadarkan guru akan kelebihan dan kekurangannya.
mendorong agar yang sudah baik lebih di tingkatkan dan yang masih kurang atau
keliru agar diupayakan untuk memperbaikinya.
d. Intervisitasi (mengunjungi sekolah
lain)
Teknik ini dilakukan oleh
sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan menyuruh beberapa orang guru
untuk mengunjungi sekolah – sekolah yang ternama dan maju dalam pengelolaannya
untuk mengetahui kiat – kiat yang telah diambil sampai seekolah tersebut maju.
Manfaat yang dapat diperoleh dari teknik supervisi ini adalah dapat saling
membandingkan dan belajar atas kelebihan dan kekurangan berdasarkan pengalaman
masing – masing. Sehingga masing – masing guru dapat memperbaiki kualitasnya
dalam memberi layanan belajar kepada peserta didiknya.
e. Penyeleksi berbagai sumber materi
untuk mengajar.
Teknik pelaksanaan supervisi ini
berkaitan dengan aspek – aspek belajar mengajar. Dalam usaha memberikan
pelayanan profesional kepada guru, supervisor pendidikan akan menaruh perhatian
terhadap aspek – aspek proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang
efektif. supervisor harus mempunyai kemampuan menyeleksi berbagai sumber materi
yang digunakan guru untuk mengajar. Adapun cara untuk mengikuti
perkembangan keguruan kita, ialah dengan berusaha mengikuti perkembangan itu
melalui kepustakaan profesional, dengan mengadakan "profesional reading
". Ini digunakan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan situasi
belajar mengajar yang lebih baik. Hal ini menyatakan bahwa teknik penyeleksian
berbagai suber materi untuk mengajar memiliki arti bahwa Teknik ini yang
menitik beratkan kepada kemampuan Supervisor dalam menyeleksi buku – buku yang
dimiliki oleh guru pada saat mengajar yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan
belajar mengajar.
f. Menilai diri sendiri
Guru dan supervisor melihat
kekurangan masing-masing yang mana ini dapat memberikan nilai tambah pada
hubungan guru dan supervisor tersebut,yang akhirnya akan memberikan nilai
positif bagi kegiatan belajar mengajar yang baik. Menilai diri sendiri
merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru, karena suatu pengukuran terbalik
karena selama ini guru hanya menilai murid-muridnya. Ada beberapa cara atau
alat yang dapat digunakan untuk menilai diri sendiri, antara lain membuat
daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid untuk
menilai pekerjaan atau suatu aktivitas guru di muka kelas. Yaitu dengan
menyususun pertanyaan yang tertutup maupun terbuka, tanpa perlu menyebutkan
nama siswa.
Ø Diskusi Panel
Teknik ini dilakukan dihadapan guru oleh
para pakar dari bermacam sudut ilmu dan pengalaman terhadap suatu masalah yang
telah ditetapkan. Mereka akan melihat suatu masalah itu sesuai dengan pandangan
ilmu dan pengalaman masing-masing sehingga guru dapat
masukan yang sangat lengkap dalam menghadapi atau memecahkan suatu masalah.
Manfaat dari kegiatan ini adalah lahirnya sifat cekatan dalam memecahkan
masalah dari berbagai sudut pandang ahli.
Ø Seminar
Seminar adalah suatu rangkaian
kajian yang diikuti oleh suatu kelompok untuk mendiskusikan, membahas dan
memperdebatkan suatu masalah yang berhubungan dengan topik. Berkaitan
dengan pelaksanaan supervisi, dalam seminar ini dapat dibahas seperti bagaimana
menyusun silabus sesuai standar isi, bagaimana mengatasi masalah disiplin
sebagai aspek moral sekolah, bagaimana mengatasi anak – anak yang selalu membuat
keributan dikelas, dll. Pada waktu pelaksanaan seminar kelompok mendengarkan
laporan atau ide – ide menyangkut permasalahan pendidikan dari salah seorang
anggotanya.
Ø Simposium
Kegiatan mendatangkan seorang ahli
pendidikan untuk membahas masalah pendidikan. Simposium menyuguhkan
pidato-pidato pendek yang meninjau suatu topik dari aspek-aspek yang berbeda.
Penyuguh pidato biasanya tiga orang dimana guru sebagai
pengikut diharapkan dapat mengambil bekal dengan mendengarkan pidato-pidato
tersebut.
Ø Demonstrasi mengajar
Usaha peningkatan belajar mengajar
dengan cara mendemonstrasikan cara mengajar dihadapan guru dalam
mengenalkan berbagai aspek dalam mengajar di kelas oleh supervisor.
Ø Buletin supervisi
Suatu media yang bersifat cetak
dimana disana didapati peristiwaperistiwa pendidikan yang berkaitan dengan
cara-cara mengajar,tingkah laku siswa,dan sebagainnuya.Diharapkan ini dapat
membantu guru untuk
menjadi lebih baik.
H.
Kelemahan
Dan Kelebihan Teknik – Teknik Dalam Pelaksanaan Supervisi
1. Kelemahan Teknik – Teknik Dalam
Pelaksanaan Supervisi
a. Perlu biaya yang banyak, waktu yang
tepat, sekolah jadi kurang efektif
b. Perlu penyediaan waktu yang tepat
c. Tidak mencerminkan keadaan
sehari-hari
d. Kurang demokratis
e. Mengganggu kelas lain dalam KBM,
kelas sendiri ditinggalkan
f. Agak sulit menentukan dan cukup
menyita waktu
g. Agak sulit menemukan waktu
h. Guru merasa canggung dan kurang
bebas
2. Kelebihan Teknik – Teknik Dalam
Pelaksanaan Supervisi
a. Dapat mengetahui kelebihan yang
dapat dikembangkan, mengetahui kelemahan untuk perbaikan, memberikan saran
sesuai dengan kebutuhan
b. Bantuan diberikan kepada
seluruh guru dalam
satu kali pertemuan, pertukaran pikiran secara umum
c. Hal-hal yang baik dapat dijadikan
contoh, hal yang kurang dapat didiskusikan
d. Dapat memberikan bimbingan actual
e. Guru dapat menunjukan hasil usahanya
f. Dapat melayani kebutuhan khusus
setempat
g. Dapat mengetahui kelebihan yang
dapat dikembangkan, mengetahui kelemahan untuk perbaikan, memberikan saran
sesuai dengan kebutuhan.
I.
PERANGKAT
SUPERVISI
Salah satu perangkat yang digunakan
dalam melaksankan supervisi ialah instrument observasipembelajaran/check
list terutama untuk supervisi kelas, supervisi klinis, dengan demikian
diharapkan indicator yang diamati untuk setiap unsure yang diamati, antara
lain
1. Persiapan dan aperisepsi
2. Relevansi materi dengan tujuan
instruksional
3. Penguasaan materi
4. Strategi
5. Metode
6. Manajemen kelas
7. Pemberian metivasi kepada siswa
8. Nada dan suara
9. Penggunaan bahasa
10. Gaya dan sikap perilaku.
DAFTAR PUSTAKA